Sunday, January 4, 2015

RAHASIA MATI SURI DALAM KAJIAN AGAMA BUDDHA
YULIANTI
PENDAHULUAN
Banyak cerita misteri yang mengisahkan pengalaman dari orang yang pernah mengalami mati suri. Belakangan ini banyak fenomena yang terjadi dalam kehidupan seseorang mengenai hidup setelah mengalami kematian. Mati suri merupakan keadaan saat usaha-usaha untuk menghidupkan kembali dilakukan sebelum seseorang menjadi hidup kembali. Pernapasan, detak jantung, dan fungsi spontan lainnya mungkin masih terjadi, tapi mereka hanya dapat dideteksi oleh tenaga medis. Hasil studi menunjukkan bahwa rata-rata subjek yang mengalami mati suri kehilangan tanda-tanda kehidupan antara lima sampai dua puluh menit. Mati suri juga dapat terjadi dalam keadaan seseorang tidak mendekati kematian. Apa yang membuatnya mengalami kejadian ini sampai saat ini belum diketahui.
Menurut International Association for Near-Death Studies, tidak ada pengalaman mati suri yang identik, namun berbagai pengalaman tersebut dapat menggambarkan suatu pola. Seperti Perasaan bahwa dirinya meninggalkan tubuhnya dan melayang-layang di atas kepala, Bergerak melalui ruang atau lorong yang gelap, sampai Kembali pada tubuh fisik. Hal ini terjadi hanya pada orang tertentu saja yang masih terlalu melekat pada jasmaninnya. Dalam pandangan Buddhis, mati suri bisa diterima keberadaannya dalam arti memang ia belum mati. Kondisi ini mungkin akan berlanjut kematian atau mungkin ia kembali hidup dan sehat seperti semula karena hanya melemahnya kesadaran.
PEMBAHASAN
Dalam medis tidak ada kriteria untuk mati suri, sama seperti orang yang meninggal, denyut jantung berhenti, fungsi otak sudah tidak ada tanda-tanda aktivitas, hal itu dijelaskan sebagai suatu periode ketidaksadaran yang disebabkan oleh tidak tercukupinya suplai darah ke otak karena sirkulasi darah yang tidak mencukupi pernapasan, tapi pada orang mati suri keadaan bisa kembali normal. Seperti halnya dengan koma yang terbius atau tidur selama beberapa hari dimana penderita tidak dapat dibangunkan sama sekali. Hal ini banyak penyebabnya seperti adanya berbagai penyakit, bagian otak yang terletak jauh di dalam batang otak berfungsi mengendalikan tingkat kesadaran dan secara ritmis merangsang otak untuk terjaga siaga sehingga akan timbul gangguan kesadaran. Gangguan kesadaran ini bisa berlangsung singkat atau lama dan bisa bersifat ringan atau sama sekali tidak memberikan respon.
Terdapat tiga istilah-istilah dalam medis yaitu:
1.      mati biologis adalah sel-sel tubuh mengalami kerusakan ireversibel yang tidak selalu sama di setiap organ. Dapat dikatakan inilah kondisi mati sesungguhnya, karena tidak mungkin seseorang dalam keadaan ini dapat hidup kembali.
2.      mati sosial adalah seseorang yang mengalami kematian namun belum dinyatakan mati. otak mengalami kerusakan cukup besar dan pasien tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan. Terjadi suatu siklus kesadaran yang menurun: tidak sadar (koma), sadar, koma, terus berulang. Tingkat intelektualitas pun mundur layaknya seorang bayi.
3.      mati jantung adalah ditegakkan apabila jantung tetap tidak berdetak meski telah dilakukan RJP selama 30 menit selaku terapi optimal. Otak adalah pengendali utama seluruh fungsi tubuh. Andaikata jantung dan paru masih bekerja tetapi otak dinyatakan kehilangan fungsinya, maka seseorang dinyatakan mati.
Mati suri terjadi apabila terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupanyang ditentukan oleh alat kedokteran sederhana. Dengan alat kedokteranyang canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunanobat tidur, tersengat aliranlistrik dantenggelam.Mati suri sendiri dapat didefinisikan sebagaiingatanyangdilaporkan dari seluruh kesan yang didapatkan seseorang dalam kondisisadar khusus, termasuk sejumlah unsur khususnya seperti keluar dari jasad, perasaan damai, melihat lorong, melihat cahaya, bertemu keluargayang telah wafat atau sebuah peninjauan ulang pengalaman semasahidup. Kondisi ini terjadi pada saat-saat seseorang menjelang kondisi mati.
Pandangan buddhis
Dari sudut pandang Buddhisme, mati suri hanyalah fenomena lemahnya kesadaran seseorang akibat terganggunya salah satu organ tubuh. Proses pikiran tidak berhenti pada saat kematian sebab pada saat teraahkir, sebelum saat kematian yang disebut maranasanna javana citta, walaupun lemah dan tidak dapat membuat buah pikiran baru. namun memiliki potensi besar untuk mengetahuib atau melihat salah satu dari tiga obyek pikiran yang muncul pada orang yang akan segera meninggal. Pandangan pertama ini tidak mengenal dan menolak seorang yang mati (benar-benar mati) kemudian hidup lagi. Alasannya karena seseorang yang dikatakan mati (benar-benar mati) akan langsung dilahirkan kembali, tanpa ada jedah waktu ataupun alam antara (bardo). Pandangan pertama ini juga menolak adanya tubuh halus dalam diri manusia yang akan keluar jika ia mati. Kematian terjadi apabila kesadaran sudah tidak ada lagi dalam tubuh.Kondisi ini dapat dibaca dalam Riwayat Hidup Sang Buddha. Beliau pada akhir kehidupannya, banyak orang menduga Beliau sudah meninggal. Namun, salah seorang murid Beliau yang mampu mengetahui keberadaan kesadaran seseorang menyatakan bahwa beliau masih hidup bahkan beliau dalam tahap-tahap meditasi yang tertinggi. Setelah pada akhirnya kesadaran beliau tidak ada lagi dalam tubuh, barulah Sang Buddha dinyatakan mangkat atau wafat.
PENUTUP
A.    simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa istilah mati suri menurut pengertian secara umum adalah saat seseorang dinyatakan mati secara medis oleh dokter ahli, dimana jantung pasien berhenti berdetak, tidak ada pernafasan lagi, lalu beberapa menit atau jam kemudian pasien hidup kembali. Gangguan kesadaran ini bisa berlangsung singkat atau lama dan bisa bersifat ringan atau sama sekali tidak memberikan respon. Terdapat tiga istilah-istilah dalam medis seperti mati biologis, mati sosial, dan mati jantung. Apabila dilihat dari  pandangan agama Buddha terhadap mati suri, bisa diterima keberadaannya dalam arti memang dia belum mati yang terjadi hanyalah melemahnya kesadaran. Kondisi ini mungkin akan berlanjut kematian atau mungkin ia kembali hidup dan sehat seperti semula.


B.     Saran
Mati suri dapat didifinisikan dari beberapa pandangan sehingga alangkah baiknya dapat mengetahui semua pengetian mati suri agar dapat mengetahui proses kematian atau terjadinya mati suri itu sendiri. Mengendalikan tingkat kesadaran dan secara ritmis merangsang otak untuk terjaga siaga sehingga akan timbul gangguan kesadaran.

DAFTAR PUSTAKA
Piyadassi.2003.Spektrum Ajaran Buddha.Jakarta Barat:Yayasan Pendidikan Buddhis Tri Ratna.
Krishnanda, Wijaya-Mukti.2003.Wacana Buddha-Dhamma.Jakarta : Ekayana Buddhis Centre.
Maha Nayaka Sthavira A.Jinarakkhitha.2009.meditasi 1.jakarta : CV. Yanwrwko Wahana Karya.
Warsana.Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha. Penerbit: CV. Yanwrwko Wahana Karya.
Tim Penyusun.2002.Buku Pelajaran Agama Buddha Sekolah Menengah Tingkat Atas.Jakarta:C.V. Felita Nursatama Lestari.







No comments:

Post a Comment