RAHASIA
MATI SURI DALAM KAJIAN AGAMA BUDDHA
YULIANTI
PENDAHULUAN
Banyak cerita misteri
yang mengisahkan pengalaman dari orang yang pernah mengalami mati suri.
Belakangan ini banyak fenomena yang terjadi dalam kehidupan seseorang mengenai
hidup setelah mengalami kematian. Mati suri merupakan keadaan saat usaha-usaha
untuk menghidupkan kembali dilakukan sebelum seseorang menjadi hidup kembali.
Pernapasan, detak jantung, dan fungsi spontan lainnya mungkin masih terjadi,
tapi mereka hanya dapat dideteksi oleh tenaga medis. Hasil studi menunjukkan
bahwa rata-rata subjek yang mengalami mati suri kehilangan tanda-tanda
kehidupan antara lima sampai dua puluh menit. Mati suri juga dapat terjadi
dalam keadaan seseorang tidak mendekati kematian. Apa yang membuatnya mengalami
kejadian ini sampai saat ini belum diketahui.
Menurut International Association for
Near-Death Studies, tidak ada pengalaman mati suri yang identik, namun berbagai
pengalaman tersebut dapat menggambarkan suatu pola. Seperti Perasaan bahwa
dirinya meninggalkan tubuhnya dan melayang-layang di atas kepala, Bergerak
melalui ruang atau lorong yang gelap, sampai Kembali pada tubuh fisik. Hal ini
terjadi hanya pada orang tertentu saja yang masih terlalu melekat pada
jasmaninnya. Dalam pandangan Buddhis, mati suri bisa diterima keberadaannya
dalam arti memang ia belum mati. Kondisi ini mungkin akan berlanjut kematian
atau mungkin ia kembali hidup dan sehat seperti semula karena hanya melemahnya
kesadaran.
PEMBAHASAN
Dalam medis tidak ada
kriteria untuk mati suri, sama seperti orang yang meninggal, denyut jantung
berhenti, fungsi otak sudah tidak ada tanda-tanda aktivitas, hal itu dijelaskan
sebagai suatu periode ketidaksadaran yang disebabkan oleh tidak tercukupinya suplai
darah ke otak karena sirkulasi darah yang tidak mencukupi pernapasan, tapi pada
orang mati suri keadaan bisa kembali normal. Seperti halnya dengan koma yang
terbius atau tidur selama beberapa hari dimana penderita tidak dapat
dibangunkan sama sekali. Hal ini banyak penyebabnya seperti adanya berbagai
penyakit, bagian otak yang terletak jauh di dalam batang otak berfungsi
mengendalikan tingkat kesadaran dan secara ritmis merangsang otak untuk terjaga
siaga sehingga akan timbul gangguan kesadaran. Gangguan kesadaran ini bisa
berlangsung singkat atau lama dan bisa bersifat ringan atau sama sekali tidak
memberikan respon.
Terdapat tiga istilah-istilah dalam
medis yaitu:
1. mati
biologis adalah sel-sel tubuh mengalami kerusakan ireversibel yang tidak selalu
sama di setiap organ. Dapat dikatakan inilah kondisi mati sesungguhnya, karena
tidak mungkin seseorang dalam keadaan ini dapat hidup kembali.
2. mati
sosial adalah seseorang yang mengalami kematian namun belum dinyatakan mati.
otak mengalami kerusakan cukup besar dan pasien tidak mampu berinteraksi dengan
lingkungan. Terjadi suatu siklus kesadaran yang menurun: tidak sadar (koma),
sadar, koma, terus berulang. Tingkat intelektualitas pun mundur layaknya
seorang bayi.
3. mati
jantung adalah ditegakkan apabila jantung tetap tidak berdetak meski telah
dilakukan RJP selama 30 menit selaku terapi optimal. Otak adalah pengendali
utama seluruh fungsi tubuh. Andaikata jantung dan paru masih bekerja tetapi
otak dinyatakan kehilangan fungsinya, maka seseorang dinyatakan mati.
Mati
suri terjadi apabila terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupanyang
ditentukan oleh alat kedokteran sederhana. Dengan alat kedokteranyang canggih
masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi. Mati suri
sering ditemukan pada kasus keracunanobat tidur, tersengat aliranlistrik
dantenggelam.Mati suri sendiri dapat didefinisikan sebagaiingatanyangdilaporkan
dari seluruh kesan yang didapatkan seseorang dalam kondisisadar khusus,
termasuk sejumlah unsur khususnya seperti keluar dari jasad, perasaan damai,
melihat lorong, melihat cahaya, bertemu keluargayang telah wafat atau sebuah
peninjauan ulang pengalaman semasahidup. Kondisi ini terjadi pada saat-saat
seseorang menjelang kondisi mati.
Pandangan buddhis
Dari sudut pandang Buddhisme, mati suri
hanyalah fenomena lemahnya kesadaran seseorang akibat terganggunya salah satu
organ tubuh. Proses pikiran tidak berhenti pada saat kematian sebab pada saat
teraahkir, sebelum saat kematian yang disebut maranasanna javana citta, walaupun lemah dan tidak dapat membuat
buah pikiran baru. namun memiliki potensi besar untuk mengetahuib atau melihat
salah satu dari tiga obyek pikiran yang muncul pada orang yang akan segera
meninggal. Pandangan pertama ini tidak mengenal dan menolak seorang yang mati
(benar-benar mati) kemudian hidup lagi. Alasannya karena seseorang yang
dikatakan mati (benar-benar mati) akan langsung dilahirkan kembali, tanpa ada
jedah waktu ataupun alam antara (bardo). Pandangan pertama ini juga menolak
adanya tubuh halus dalam diri manusia yang akan keluar jika ia mati. Kematian
terjadi apabila kesadaran sudah tidak ada lagi dalam tubuh.Kondisi ini dapat
dibaca dalam Riwayat Hidup Sang Buddha. Beliau pada akhir kehidupannya, banyak
orang menduga Beliau sudah meninggal. Namun, salah seorang murid Beliau yang
mampu mengetahui keberadaan kesadaran seseorang menyatakan bahwa beliau masih
hidup bahkan beliau dalam tahap-tahap meditasi yang tertinggi. Setelah pada
akhirnya kesadaran beliau tidak ada lagi dalam tubuh, barulah Sang Buddha
dinyatakan mangkat atau wafat.
PENUTUP
A.
simpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa istilah mati suri
menurut pengertian secara umum adalah saat seseorang dinyatakan mati secara medis
oleh dokter ahli, dimana jantung pasien berhenti berdetak, tidak ada pernafasan
lagi, lalu beberapa menit atau jam kemudian pasien hidup kembali. Gangguan
kesadaran ini bisa berlangsung singkat atau lama dan bisa bersifat ringan atau
sama sekali tidak memberikan respon. Terdapat tiga istilah-istilah dalam medis
seperti mati biologis, mati sosial, dan mati jantung. Apabila dilihat dari pandangan agama Buddha terhadap mati suri, bisa
diterima keberadaannya dalam arti memang dia belum mati yang terjadi hanyalah
melemahnya kesadaran. Kondisi ini mungkin akan berlanjut kematian atau mungkin
ia kembali hidup dan sehat seperti semula.
B. Saran
Mati
suri dapat didifinisikan dari beberapa pandangan sehingga alangkah baiknya dapat
mengetahui semua pengetian mati suri agar dapat mengetahui proses kematian atau
terjadinya mati suri itu sendiri. Mengendalikan tingkat kesadaran dan secara
ritmis merangsang otak untuk terjaga siaga sehingga akan timbul gangguan
kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Piyadassi.2003.Spektrum Ajaran Buddha.Jakarta Barat:Yayasan
Pendidikan Buddhis Tri Ratna.
Krishnanda,
Wijaya-Mukti.2003.Wacana Buddha-Dhamma.Jakarta
: Ekayana Buddhis Centre.
Maha
Nayaka Sthavira A.Jinarakkhitha.2009.meditasi
1.jakarta : CV. Yanwrwko Wahana
Karya.
Warsana.Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha.
Penerbit: CV. Yanwrwko Wahana Karya.
Tim Penyusun.2002.Buku Pelajaran Agama Buddha Sekolah Menengah Tingkat Atas.Jakarta:C.V.
Felita Nursatama Lestari.
No comments:
Post a Comment